ABSTRAK: Bencana banjir sering melanda kota-kota besar di Indonesia. Salah satunya terjadi di kota Surabaya khususnya di wilayah Tanjungsari, Surabaya. Berdasarkan data tahun 2020, lamanya genangan di wilayah Tanjungsari adalah selama 15,22 menit dengan kedalaman 6,77 cm. Daerah Tanjungsari merupakan salah satu wilayah industri dan dengan adanya permasalahan banjir di wilayah ini akan menganggu mobilisasi kendaraan dan manusia yang berdampak pada terhambatnya kegiatan produksi. Maka dari itu perlunya dilakukan studi drainase untuk menangani masalah banjir, agar saluran dapat menampung debit yang ada di kawasan tersebut. Berdasarkan Permen PU no.12 Tahun 2014, perencanaan saluran drainase untuk daerah perkotaan ialah selama 5 tahun. Maka dari itu, curah hujan rencana yang dipakai pada studi banjir ini ialah selama lima tahun (R5) dengan metode Gumbell sebesar R5 = 67,092 mm. Total debit banjir rencana akan dibandingkan dengan kapasitas saluran eksisting yang dihitung dengan perumusan manning dan hasilnya ada tiga saluran tersier yang tidak dapat menampung total debit banjir rencana. Tiga saluran itu ialah saluran Tanjungsari 1, Tanjungsari 2, dan Tanjungsari 3 dimana dimensi eksistingnya yakni lebar saluran (b) = 60cm dan tinggi saluran (h) = 80cm. Saluran yang tidak dapat menampung debit banjir yang diakibatkan oleh kecilnya dimensi saluran yang ada, maka diperlukan perencanaan ulang (redesign) dimensi saluran yang sesuai dengan kebutuhan. Hasil redesign ketiga saluran tersebut di dapat dimensi baru untuk saluran Tanjungsari 1 dan 3 yaitu lebar saluran (b) = 100cm dan tinggi saluran (h) = 120cm, sedangkan saluran Tanjungsari 2 yaitu lebar saluran (b) = 120cm dan tinggi saluran (h) = 120cm, dan masing-masing menggunakan precast saluran U-ditch.
KATA KUNCI : Analisa Banjir, Metode Gumbell, Saluran TersierTanjungsari