PENGARUH PEMBERIAN ROYAL JELLY PERORAL TERHADAP PROPORSI KENAIKKAN BERAT BADAN TERHADAP BERAT BADAN TIKUS PUTIH(Rattus norvegicus strain Wistar) JANTAN

Ayly Soekanto

Abstract


Royal jelly dapat meningkatkan berat tubuh manusia. Penelitian terhadap hewan telah membuktikan
bahwa royal jelly makan untuk tikus, ayam, sapi dan kucing dapat meningkatkan berat badan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh royal jelly makan dengan proporsi kenaikan berat
badan ke berat badan tikus pada tikus putih jantan.
Penelitian ini adalah eksperimental laboratorium penelitian menggunakan Pretest-posttest dengan Kontrol
Design Group Perbandingan. Sampel penelitian ini adalah tikus putih jantan 32 yang dibagi menjadi 4
kelompok secara acak, dan masing-masing kelompok dirawat selama 2 bulan. K1: kelompok kontrol
mendapatkan aquadest 3 ml / hari makan lisan, P1: kelompok perlakuan dengan makan jelly kerajaan
lisan 15 mg / kgBB / hari, P2: kelompok perlakuan dengan makan jelly kerajaan lisan 30 mg / kgBB / hari
dan P3: kelompok perlakuan dengan makan royal jelly 45 mg lisan / kgBB / hari.
Sebagai kesimpulan, royal jelly oral dapat makan meningkatkan berat badan tikus dan proporsi kenaikan
berat badan ke berat badan tikus pada tikus putih jantan.


Keywords


royal jelly; berat badan.

References


Applegate EJ, 1995. The Anatomy and Physiology Learning System : Textbook 1st Ed. Philadelphia : WB Saunders Company,

pp 392-396.

Balch, JF, 1990. Prescription for Nutritional Healing. Garden City Park, New York, Avery Publishing Group Inc, pp 4-10, 37-

Brown, R , 1993. Bee Hive Product Bible. Garden City Park, New York, Avery Publishing Group Inc, pp 103-122.

Frandson RD, 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak, Yogjakarta : Gajah Mada University Press, hlm 752-791.

Ganong, WF, 2003. Review of Medical Physiology. 21 th Ed , United States of America, McGraw-Hill Companies, Inc, pp 364-371, 425-431.

Halim, AN, dan Sukarno, 2001. Teknik Mencangkok Royal Jelly, Penerbit Kanisius, Yogjakarta. Junqueira, LC, Carneiro J dan Kelley RO, 1997. Histologi Dasar. Edisi ke-8. Alih Bahasa : Jan Tambayong. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, hlm 418-433.

Kusumawati, D, 2003. Bahan Ajar Tentang Hewan Coba, Universitas Airlangga Surabaya.

Krell, R, 1996. Vallue-added products From beekeeping, FAO Agricultural Services Bulletin No. 124, Food And Agriculture Organization of the United Nations Rome.

Mardihusodo, SJ, 2003. Produk-produk Lebah Madu : Khasiat dan Manfaatnya Untuk Kesehatan. Seminar Terapi Lebah Fakultas KedokteranUniversitas Airlangga Surabaya.

Santoso, MH, 2003. Persepsi Kefarmasian Pada Api Therapy. Seminar Terapi Lebah Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

Sarwono, B, 2001. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Lebah Madu.

Penerbit Agro Media Pustaka. Tangerang. Sihombing, DTH, 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu, Yogjakarta. Gajah Mada University

Press.

Smith JB dan Mangkoewidjojo, 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta : UI Press, hal 37 –57.

Walji, H, 2001, Terapi Lebah, Jakarta, Prestasi Pustaka, hlm 55-61.

Wonodirekso S, 2003. Penuntun Praktikum Histologi. Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta :Dian Rakyat.

Zainuddin A, 2000. Metode Penelitian. Program Pasca Sarjana Unair, Surabaya.




DOI: http://dx.doi.org/10.30742/jikw.v0i1.2150

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Ayly Soekanto

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License